Kali
ini saya akan menuliskan artikel tentang pertanian. Dimana sekarang ini sedang
digalakkan budidaya tanaman organik, maka dari itu dalam hal pencegahan
penyakit pun kita dituntut untuk tidak menggunakan bahan-bahan pestisida yang
terbuat dari bahan kimia, sehingga perlu adanya solusi penanganan yang tepat
tanpa perlu adanya bahan kimia.
Sebenarnya
banyak bahan baku yang berada disekitar kita yang bisa digunakan untuk
dijadikan sebagai pengganti pestisida kimia dan pupuk kimia yang banyak dijual
dipasaran. Berikut ini cara membuat pestisida nabati :
Pestisda
Nabati
Bahan:
1.
Labu Kayu sebanyak 1 Kg
2. Buah Mengkudu yang masak sebanyak 0,25 Kg
3. Bawang Putih sebanyak 0,25 Kg
4. Ajinomoto sebanyak 10 gram
5. Air sebanyak 5 liter
2. Buah Mengkudu yang masak sebanyak 0,25 Kg
3. Bawang Putih sebanyak 0,25 Kg
4. Ajinomoto sebanyak 10 gram
5. Air sebanyak 5 liter
Bahan:
1.
Labu Kayu sebanyak 10 Kg
2. Buah Mengkudu yang masak sebanyak 2,5 Kg
3. Bawang Putih sebanyak 2,5 Kg
4. Ajinomoto sebanyak 100 gram
5. Air sebanyak 50 liter
2. Buah Mengkudu yang masak sebanyak 2,5 Kg
3. Bawang Putih sebanyak 2,5 Kg
4. Ajinomoto sebanyak 100 gram
5. Air sebanyak 50 liter
Cara
Pembuatan:
1.
Seluruh bahan dihaluskan kemudian dicampurkan dan difermentasi selama 3 sampai
7 hari.
2. Hasil fermentasi diaplikasikan dengan dosis 100 cc/10 liter air.
2. Hasil fermentasi diaplikasikan dengan dosis 100 cc/10 liter air.
OPT
Sasaran:
1.
Semua jenis ulat
2. Hama penghisap
3. Kutu Daun
4. Hama putih palsu
5. Walang sangit
6. Kepinding tanah
2. Hama penghisap
3. Kutu Daun
4. Hama putih palsu
5. Walang sangit
6. Kepinding tanah
Masa
aktif pestisida nabati ini selama 1 bulan dan sebelum digunakan pestisida tadi
kita saring terlebih dahulu.
Cara Membuat Pestisida Organik
Pestisida
adalah zat pengendali hama (seperti: ulat, wereng dan kepik). Pestisida
Organik: adalah pengendali hama yang dibuat dengan memanfaatkan zat racun dari
gadung dan tembakau. Karena bahan-bahan ini mudah didapat oleh petani, maka
pestisida organik dapat dibuat sendiri oleh petani sehingga menekan biaya
produksi dan akrab denga lingkungan.
Bahan
dan Alat:
2
kg gadung.
1 kg tembakau.
2 ons terasi.
¼ kg jaringao (dringo).
4 liter air.
1 sendok makan minyak kelapa.
Parutan kelapa.
Saringan kelapa (kain tipis).
Ember plastik.
Nampan plastik.
Cara Pembuatan:
1 kg tembakau.
2 ons terasi.
¼ kg jaringao (dringo).
4 liter air.
1 sendok makan minyak kelapa.
Parutan kelapa.
Saringan kelapa (kain tipis).
Ember plastik.
Nampan plastik.
Cara Pembuatan:
Minyak
kelapa dioleskan pada kulit tangan dan kaki (sebagai perisai dari getah
gadung).
Gadung dikupas kulitnya dan diparut.
Tembakau digodok atau dapat juga direndam dengan 3 liter air panas
Jaringao ditumbuk kemudian direndam dengan ½ liter air panas
Tembakau, jaringao, dan terasi direndam sendiri-sendiri selama 24 jam. Kemudian dilakukan penyaringan satu per satu dan dijadikan satu wadah sehingga hasil perasan ramuan tersebut menjadi 5 liter larutan.
Dosis:
Gadung dikupas kulitnya dan diparut.
Tembakau digodok atau dapat juga direndam dengan 3 liter air panas
Jaringao ditumbuk kemudian direndam dengan ½ liter air panas
Tembakau, jaringao, dan terasi direndam sendiri-sendiri selama 24 jam. Kemudian dilakukan penyaringan satu per satu dan dijadikan satu wadah sehingga hasil perasan ramuan tersebut menjadi 5 liter larutan.
Dosis:
1
gelas larutan dicampur 5-10 liter air.
2 gelas larutan dicampur 10-14 liter air.
Kegunaan:
2 gelas larutan dicampur 10-14 liter air.
Kegunaan:
Dapat
menekan populasi serangan hama dan penyakit.
Dapat menolak hama dan penyakit.
Dapat mengundang makanan tambahan musuh alami.
Sasaran:
Dapat menolak hama dan penyakit.
Dapat mengundang makanan tambahan musuh alami.
Sasaran:
Wereng
batang coklat, Lembing batu, Ulat grayak, ulat hama putih palsu.
Catatan:
Meskipun ramuan ini lebih akrab lingkungan, penggunaannya harus memperhatikan
batas ambang populasi hama. Ramuan ini hanya digunakan setelah polulasi hama
berada atau di atas ambang kendali. Penggunaan di bawah batas ambang dan
berlebihan dikhawatirkan akan mematikan musuh alami hama yang bersangkutan.