Gulungan Naskah Laut Mati memang merupakan temuan yang tak ternilai.
Suatu benda peninggalan dua ribu tahun lebih yang memuat banyak dokumen
penting sejarah (terutama kisah dari zaman para Nabi). Naskah kuno itu
juga memuat kode-kode rahasia yang belum terpecahkan seluruhnya.
Para ahli sebelumnya sudah menemukan bukti
tentang beberapa kitab salinan Yahudi berbahasa Hebrew yang ditulis pada
masa sesudah Masehi (kira-kira 1.300 tahun lalu).
Namun Gulungan Naskah Laut Mati berdasarkan uji karbon yang dilakukan
para ahli dari Chicago, AS, menunjukkan material yang digunakan sebagai
media penulisan naskah itu disimpulkan dari masa 200-an tahun sebelum
Masehi.
Para
peneliti menemukan naskah yang belum terindentifikasi di antara
Gulungan Naskah Laut Mati itu. Teks yang tak terbaca itu dianggap
sebagai Gulungan Naskah Biara (Temple Scroll) yang memuat peraturan dan
hukum dalam Pentateuch yang dikenal sebagai bagian dari lima kitab
pertama dalam Bibel Hebrew dan Perjanjian Lama.
Termasuk di dalamnya Kitab Disiplin Community Rule yang
mendeskripsikan bagimana komunitas itu yang bertempat di Qumran
mengorganisir kehidupan spiritualnya. Lalu ada bagian yang memaparkan
tentang Jalan Keselamatan (The Way) dan pertempuran antara Putra Cahaya
(Son of Light) melawan Putra Kegelapan (Son of Darkness), yang berisi
rencana detail perang penghabisan yang dinantikan komunitas Qumran.
Gulungan Naskah lainnya berisi soal berbagai doa, kidung pujian,
komentar-komentar tentang bagian-bagian Bibel, legenda, ramalan,
argumentasi reliji, dan berbagai kisah yang tak diketahui yang
berhubungan dengan karakter yang tercantum dalam Bibel Hebrew.
Khirbet Qumran
Para ahli arkeologi menemukan sebuah situs biara yang berjarak kira-kira
540 meter dari lubang gua pertama ditemukannya Gulungan Naskah Laut
Mati. Mereka mengidentifikasinya sebagai Biara Khirbet Qumran.
Khirbet Qumran ini adalah satu komunitas sekte yang sangat ketat
mengikuti ajaran para Nabi di zaman sebelum Jesus Kristus. Mereka
cenderung mengucilkan diri dari kehidupan sosial dan menekuni isi
kitab-kitab Perjanjian Lama, hidup dengan penuh pengabdian pada
sektenya, merapal doa, beribadah dan menyalin kitab-kitab tua.
Di situs biara ini ditemukan benda-benda yang berkaitan dengan tulis
menulis. Diantaranya ditemukan 2 buah pot tinta, beberapa stylus (alat
tulis jaman purba semacam pulpen yang dibuat dari potongan tulang, batu,
atau material khusus), dan sebuah guci yang persis sama dengan guci
yang ditemukan di gua tempat penyimpanan Gulungan Naskah Laut Mati.
Berdasarkan penelitian dan uji laboratorium, benda-benda kuno ini
dibuat sekitar tahun 68 Masehi. Dalam salah satu perkamen naskah
dituliskan bahwa saat itu Legiun Kekaisaran Romawi menguasai wilayah
Barat Laut Mati (saat ini Palestina dan Israel). Para pendeta di biara
tersebut sempat menyembunyikan beberapa naskah ke dalam gua di tepian
Laut Mati.
Sebagian besar dokumen ditulis dengan bahasa Hebrew (Ibrani-Yahudi)
bahkan ada dokumen yang disamarkan begitu kecil sampai sebesar perangko.
Lalu ada juga yang dituliskan dalam aksara Yunani Kuno (Septuagint).
Temuan di sekitar biara dan teritori Qumran ini ada sekitar 500-an
kitab, termasuk bagian kitab Perjanjian Lama. Namun tak dapat dipastikan
apakah mereka berhubungan dengan sekte Essenes, Yahudi Kuno, dan
Pengikut Yesus Kristus (Kristen). Semua masih tetap misteri.