Artikel ini adalah tentang benda yang paling ditakuti pada masa
Perjanjian Lama. Setidaknya begitulah gambarannya. keberadaanya dulu
begitu kuat dan sangat berpengaruh terhadap bangsa Israel semenjak
peristiwa exodus keluar dari Tanah Mesir.
Namun, benda itu kini telah hilang ditelan masa, lenyap dari sejarah,
dan tak ada yang tahu dimana letaknya sekarang. Postinganku kali ini
akan mencoba mengisahkan sejarah dari benda tersebut.
Dimulai dari Yerusalem, Kota yang mungkin terlalu suci bagi banyak
orang. Di tengahnya terletak sebuah bukit bernama Gunung Moria, yang
kini menjadi situs Dome of the Rock / Qubbah As-Sakhrah yang luar biasa.
Selain Dome of the Rock, dikompleks tersebut (Al-Haram ash-Sharif)
terdapat Masjidil Aqsha. Dari sini, Muhammad s.a.w dinaikan ke langit
(Sidratul Muntaha) dalam peristiwa Mi’raj. Jauh Sebelum itu, Yesus/Isa
a.s menyembuhkan orang buta dan sakit di sini, sehingga kaum Kristiani
juga menyebutnya tanah suci. 1000 tahun sebelumnya, King Salomo/Sulaiman
a.s membangun bait aslinya di gunung ini untuk menyimpan benda
misterius yang disebut the Ark of the Covenant / Tabut perjanjian.
Di masa itu, tempat ini adalah pusat dari agama Yahudi. Bagaimana
tabut itu sampai disini dan bagaimana bisa lenyap dari sini? itulah
teka-teki yang mengundang obsesi. Apa yang terjadi pada benda terpenting
di perjanjian lama ini sehingga bisa lenyap begitu saja?
Kisah Tabut itu berawal lebih dari 3000 tahun yang lalu. Seseorang
memimpin 2 juta orang ke Gurun Sinai. Ia butuh campur tangan Ilahi dalam
skala yang luar biasa dan ia akan mendapatkannya. Orang itu adalah
Moses/Musa a.s yang memimpin kaumnya keluar dari perbudakan di Mesir.
Tiga bulan mengembara setelah mukjizat terbelahnya laut merah, Ia
membawa orang Israel ke Gunung Sinai. Tuhan akan melimpahkan hadiah yang
belum pernah ada bagi umat manusia. Dari ratusan hukum yang ada di
dalam Perjanjian Lama semuanya seolah diturunkan dari suatu tempat. Tapi
tidak dengan 10 hukum besar yang dibawa Musa turun dari Gunung Sinai
ini. Ada sepuluh perintah Allah yang diturunkan kepada Musa di Gunung
Sinai, dan perintah-perintah itu tertulis pada dua loh batu. Musa juga
membuat tempat/wadah yang digunakan untuk menyimpan sepuluh perintah
Allah yang disampaikan kepadanya di Gunung Sinai ,yaitu apa yang kita
sebut sebagai Tabut Perjanjian. Tabut itu dibuat sangat spesifik,
berwujud peti kayu dengan panjang 1,2 meter, lebar 61 cm, dan tinggi 61
cm. Terbuat dari kayu keras yang disebut akasia, bagian luar dan
dalamnya disepuh dengan emas murni. Di sudut-sudut tabut harus ada 4
cincin emas, dimana kayu pengusung yang juga disepuh dengan emas dapat
dimasukkan untuk membawa Tabut tersebut. Tutupnya yang juga disebut
sebagai “tumpuan kaki tuhan” harus juga terbuat dari emas murni, dimana
Patung Mailakat bersayap emas (kerubim) juga diletakkan di ujung-ujung
atasnya dan saling berhadapan.
Tabut itu berfungsi sebagai sambungan langsung bagi Musa pada Tuhan.
Akan muncul awan cerah diatas tutup emas di antara kerubim itu saat
Tuhan ingin menyampaikan sesuatu pada hamba-Nya. Tuhan memerintahkan
hanya pendeta dari suku Lewi yang bisa membawanya. Berat tabut itu
mungkin beberapa ratus pon, tapi menurut legenda ia bisa terangkat
sendiri walaupun tidak ada seorangpun yang mengangkatnya.
Tidak ada seorangpun, bahkan pendeta Lewi yang boleh menatapnya.
Jadi, mereka selalu menutupinya dengan kain biru dan kulit binatang.
Sejak awal, tabut itu sudah menampakkan sisi berbahaya. Beberapa hari
kemudian, dua keponakan Musa mencoba memberikan persembahan kepada Tabut
itu dan keduanya langsung mati terbakar. Menurut legenda, kerubim itu
memercik tanpa henti, menghanguskan orang dan benda yang menyentuhnya.
Tabut itu mendampingi Kaum Israel 40 tahun lama-nya selama mereka
mengembara dan berperang. Bersama tabut itu, orang Israel mampu
menaklukkan tanah yang dijanjikan. Benda ini mengandung kekuatan dan
kepentingan yang tak terbayangkan. Menurut cerita dalam Alkitab Yahudi,
tabut itu dibawa di depan pasukan dalam setiap pertempuran, tiap
pertempuran selama penaklukkan orang Israel akan tanah Kanaan. Ia terus
menerus dibawa dalam perang agar musuh dapat terkalahkan dan Tabut itu
akan selalu berada di garis depan. Ada catatan luar biasa bahwa tabut
itu terangkat dari tanah dan terbang menuju kearah musuh sambil
mengeluarkan suara-suara erangan.
Satu orang malang bernama Uza, hanya berniat menstabilkan Tabut
tersebut saat tampak goyah sewaktu diangkat oleh para pendeta Lewi, dan
ia langsung mati terbakar. sesudahnya, Musa memerintahkan agar dibuatkan
kemah/tenda untuk meletakkan Tabut itu. Bukan untuk melindunginya dari
orang, tapi justru sebaliknya.
Kemenangan militer pertama dan paling terkenal dari tabut itu yaitu
runtuhnya tembok kota Yerikho/Jericho. Pendeta Lewi yang bertugas
membawa Tabut, mengangkutnya mengitari kota bertembok itu sekali sehari
selama 6 hari. Di hari ke-7, mereka berkeliling 7 kali dan menyuruh
meniup sengkala. Seketika itu juga tembok kota itu pun runtuh.
300 tahun kemudian, Tabut itu meninggalkan orang Israel dan dampaknya
sangat buruk bagi mereka. Saat pendeta tinggi mengabaikan kewajiban
kurban mereka , Tabut itu tak melindungi mereka dalam perang melawan
orang Filistin. 30 ribu orang tewas dan orang Filistin mengambil tabut
itu. Namun, tujuh bulan kemudian orang Filistin mengembalikannya. Wabah
borok dan tikus merebak akibat Tabut itu.
Akhirnya, di bawah King David ( Daud a.s ), orang Israel bisa
mengalahkan orang Filistin, lalu memenangkan pertahanan terakhir dari
pihak lawan. Kemudian, Kota Yerusalem yang dijadikan ibukota. Tuhan
menyuruh Daud mendirikan Bait Suci untuk menempatkan tabut tersebut,
tapi puteranya Salomo/Sulaiman a.s yang mebangunnya. Karena kasus itu,
Gunung Moria menjadi “titik tertinggi” di dalam kota tersebut.
Visi Salomo untuk Bait itu tak seperti yang pernah dilihat orang.
Hanya kayu cedar dan batu terbaik yang dipakai untuk membuatnya, dan
titik tertingginya menjulang hingga 20 lantai. Salomo berhutang besar
untuk membangunnya, karenanya ia harus memberikan 20 desa terdepan untuk
kerajaan tetangga. Setelah memeriksa masih berisi dua buah batu sepuluh
perintah Allah yang tersimpan didalam Tabut, Salomo lalu menempatkannya
di tengah-tengah Bait Suci Mahakudus. Hanya pendeta tinggi saja yang
bisa mendekati dan memasuki ruang penyimpanan tersebut, itupun mereka
harus masuk dengan menggunakan pakaian khusus sambil membakar dupa.
Lalu, bagaimana benda penting yang berisi kehadiran Allah bisa lenyap
begitu saja? Sekarang, di manakah tabut itu berada? itulah teka-teki
terbesarnya .
Banyak orang masih mencari tabut tersebut hingga saat ini, dan itu
dimulai dari Bait Suci yang dibangun Salomo sebagai tempat untuk
menyimpan Tabut. Tapi kini, tak ada satupun artifak atau batu yang
menunjukkan di mana tepatnya tabut itu berdiri di Bukit Bait Suci
Yerusalem. Tembok ratapan yang terkenal, mungkin sekarang merupakan
situs suci Yahudi yang berharga. Tembok ini adalah merupakan sisa-sisa
Bait Suci kedua yang dibangun berabad-abad setelah tabut itu lenyap.
Sebagian penyembah di sini menunggu saatnya penghuni Bukit Bait Suci
Dome of the Rock milik Islam hancur. Dan Bait Suci Yahudi ke-3 akan
didirikan di tempat tersebut. Inilah salah satu faktor yang menimbulkan
perselisihan hebat tanpa henti antara Israel dan Palestina hingga
sekarang.
Menurut Perjanijian Lama, Tabut itu ditempatkan disana sekitar 955
SM. Tapi, sekitar tahun 620 SM rujukan tentang artifak terpenting dalam
agama Yahudi ini berhenti. Lenyap begitu saja dari sejarah. Hanya satu
hal saja yang jelas, krisis sebesar bencara internal maupun eksternal
yang bisa mengeluarkan Tabut itu dari Bait Suci. Krisis pertama yang
sesuai dengan hal ini adalah serangan Fir’aun Mesir bernama Shishak,
beberapa puluh tahun setelah Bait itu dibangun. Sekenario Shishak inilah
yang mengilhami petualangan Indiana Jones di Mesir dalam film Indiana
Jones : Raiders of the Lost Ark.
Sumber-sumber Mesir menegaskan bahwa Fir’aun bernama Sheshonq yang
menyerang Israel sekitar tahun 1000 SM, dan membawa banyak harta ke
Tanis. Tentu saja pahlawan kita, Indiana Jones menemukan tabut itu di
sana sambil dikejar-kejar oleh tentara NAZI. Tapi sayang bagi para
penggemar Stephen Spielberg, agaknya jelas Sheshonq tak pernah menguasai
kota Yerusalem. Karena Ia hanya cukup puas dikirimi setumpuk harta dan
upeti agar tidak menyerang Yerusalem. Apakah yang disebut sebagai harta
dan upeti itu adalah tabut perjanjian? berapa besar kemungkinannya?
Jawabannya sederhana saja, yaitu tidak. Mustahil mereka sukarela
menyerahkan benda tersucinya. Lebih jauh lagi, rujukan bahwa tabut itu
masih berada di Bait Suci waktu Paskah Yahudi di masa pemerintahan Hosea
sekitar tahun 620 SM. Tapi 30 tahun kemudian, tahun 587 SM, muncul
krisis yang menurut banyak cendekiawan menjelaskan hilangnya tabut
tersebut. Kota dan Bait Sucinya diduduki dan dijarah orang Babilonia
dipimpin oleh raja terkenal Nebukadnezar. Nampaknya tabut itu dibawa
oleh para tentara Babilonia. Tapi tunggu dulu, orang Babilonia adalah
birokrat dan pencatat yang sangat ahli dan mereka mencatat terperinci
segala hal yang diambil dari Bait Suci. Satu benda yang jelas tak
tercatat yaitu Tabut Perjanjian, benda utama di Bait Suci. Orang
Babilonia tak mencatatkannya diantara barang-barang jarahan karena benda
itu sudah tidak ada disana. Jadi, dimanakah tabut itu?
Mungkin tak ada seorangpun yang mengetahui dimana saat ini benda itu
berada. Namun, ada harapan kritis bagi semua yang percaya bahwa Tabut
itu masih ada di dunia dan belum hancur. Mungkin ada seseorang yang
cukup cerdik menyelundupakan tabut itu keluar dari Bait sebelum bahaya
menjadi krisis.