VIVAnews
-- Fajar belum lagi menyingsing, Kamis 13 September 2012, saat terlihat
jejak awan putih panjang, yang berubah warna saat disinari matahari
terbit. Fenomena itu bisa disaksikan dengan mata telanjang di selatan
Colorado, Phoenix, Salt Lake City, dan Las Vegas. Ratusan panggilan
telepon dan surat elektronik membanjiri sejumlah stasiun TV dan kantor
polisi.
Penegak hukum di utara New Mexico dan selatan Colorado bahkan menerima sejumlah laporan tentang kecelakaan udara, tentang rudal, juga UFO. Sebagian pelapor bahkan mengaku khawatir, puing-puing bekas ledakan, apapun itu, akan jatuh dari langit dan menimpa atap rumah mereka.
Namun, laporan-laporan itu dengan cepat diabaikan saat seorang deputi sherrif di utara New Mexico mengaku tahu, benda apa yang meninggalkan jejak awan itu. Bukan UFO, bukan kecelakaan pesawat, tapi rudal.
Penegak hukum di utara New Mexico dan selatan Colorado bahkan menerima sejumlah laporan tentang kecelakaan udara, tentang rudal, juga UFO. Sebagian pelapor bahkan mengaku khawatir, puing-puing bekas ledakan, apapun itu, akan jatuh dari langit dan menimpa atap rumah mereka.
Namun, laporan-laporan itu dengan cepat diabaikan saat seorang deputi sherrif di utara New Mexico mengaku tahu, benda apa yang meninggalkan jejak awan itu. Bukan UFO, bukan kecelakaan pesawat, tapi rudal.
"Tentu saja aku sangat
terkejut ketika melihatnya. Itu bukan sesuatu yang bisa disaksikan
setiap hari," kata Deputi Kepala Kepolisian San Juan, JJ Roberts. "Jadi
aku menepi, lalu mengeluarkan iPhone untuk merekam gambar dan videonya."
Lain lagi dengan Russ Machen, manajer Bandara Cortez yang bertanya apa gerangan yang sedang terjadi. Yang ia tahu, itu tidak berasal dari bandara atau pesawat.
Kepastian diperoleh saat bicara White Sands Missile Range, Angkatan Darat AS, Drew Hamilton memberikan pernyataan. Angkatan Darat kala itu rupanya sedang menguji rudal canggih Patriot 3 atau PAC-3 menggunakan rudal Juno sebagai target.
Apa yang dikira ledakan itu, kata dia, normal dalam pemisahan tahap pertama dan kedua dari rudal balistik Juno, yang diluncurkan pada pukul 06.30 waktu setempat dari Fort Wingate dekat Gallup.
Lain lagi dengan Russ Machen, manajer Bandara Cortez yang bertanya apa gerangan yang sedang terjadi. Yang ia tahu, itu tidak berasal dari bandara atau pesawat.
Kepastian diperoleh saat bicara White Sands Missile Range, Angkatan Darat AS, Drew Hamilton memberikan pernyataan. Angkatan Darat kala itu rupanya sedang menguji rudal canggih Patriot 3 atau PAC-3 menggunakan rudal Juno sebagai target.
Apa yang dikira ledakan itu, kata dia, normal dalam pemisahan tahap pertama dan kedua dari rudal balistik Juno, yang diluncurkan pada pukul 06.30 waktu setempat dari Fort Wingate dekat Gallup.
Sementara, rudal Patriot
ditembakkan dari White Sands, yang berjarak sejauh 560 kilometer. Dua
dari rudal yang diluncurkan menghantam Juno, demikian ungkap juru bicara
Redstone Arsenal in Alabama, yang bertanggung jawab atas rudal patriot
dalam misi, Dan O'Boyle. Rudal Patriot menghantam target, namun tidak
meledakannya.
Dan Juno bekerja sesuai harapan. Itu adalah kali keempat belas rudal target itu ditembakkan dari Fort Wingate sejak 1998. Jejaknya yang serupa awan tak selalu bisa terlihat, tergantung kondisi atmosfer. "Bahkan ada orang yang menelepon dari Los Angeles menanyakan apa yang sebenarnya sedang terjadi," kata Hamilton. (Sumber: NBC, Cortez Journal | umi)
Dan Juno bekerja sesuai harapan. Itu adalah kali keempat belas rudal target itu ditembakkan dari Fort Wingate sejak 1998. Jejaknya yang serupa awan tak selalu bisa terlihat, tergantung kondisi atmosfer. "Bahkan ada orang yang menelepon dari Los Angeles menanyakan apa yang sebenarnya sedang terjadi," kata Hamilton. (Sumber: NBC, Cortez Journal | umi)
viva.co.id