PALOPO--- Lemahnya kinerja penegak hukum di Kota
Palopo memancing puluhan mahasiswa
Universitas Andi Djemma Palopo melakukan aksi demonstrasi di depan
kantor Polres Palopo Jl
Opu Tosappaile, Selasa 18 September kemarin. Tapi sayang, pendemo gagal
bertatap muka dengan Kapolres Palopo AKBP Fajarudin dan Kasat Reskrim
AKP Amos Bija karena keduanya sedang berada di Kota Makassar. Perwakilan
mahasiswa hanya diterima Waka Polres Palopo, Kompol Abire.
Dalam aksi yang dijaga super ketat oleh petugas kepolisian, menuntut
aparat kepolisian Polres Palopo secepatnya mengusut tuntas kasus
pembunuhan yang ada di Kota Palopo termasuk Dewi Yuliana (17) yang
terbunuh di rumah kost St. Kardyna, Balandai. Polisi juga didesak
menangkap semua pelaku pembunahan Arya, Herlin, dan Nurpati.
Dari pantauan Palopo Pos, orasi yang berlangsung di tengah jalan itu,
menyebabkan pengguna jalan terpaksa putar haluan. Kurang lebih satu jam,
aliansi mahasiswa Universitas Andi Djemma (Unanda) Kota Palopo
melakukan orasi bergantian. Berulangkali mereka berteriak agar polisi
bekerja maksimal mengusut tuntas kasus-kasus pembunuhan yang terjadi di
Kota Idaman ini.
''Kami ingin polisi bekerja maksimal mengusut kasus-kasus pembunuhan
yang telah terjadi di Kota Palopo. Jika tidak, maka elemen masyarakat,
keluarga korban, serta pelajar se Kota Palopo turun melakukan aksi
akbar," teriak mahasiswa yang sedang berorasi.
Koordinator Aksi, Kaharuddin, mengatakan, dari data yang dikumpulkan
oleh tim pencari data aliansi Unanda, selama tujuh tahun sebanyak enam
kasus pembunuhan yang tidak berhasil terungkap. Hal ini pasti
menimbulkan tanya, apakah polisi benar-benar bekerja atau tidak.
''Nah, dengan adanya hal seperti ini maka kepercayaan masyarakat
terhadap kinerja Polres Palopo semakin berkurang. Itu berarti lembaga
kepolisian ini tidak memiliki nilai dalam hal menangani sebuah kasus
pembunuhan,'' kata Kaharuddin.
Mahasiswa juga menyatakan sikap memberikan tenggang waktu kepada
Kapolres Palopo selama 101 hari untuk segera mengungkap kasus pembunuhan
Dewi Yuliana dan Arya, serta kasus pembunuhan Herlin, dan Nurpati.
Pendemo juga mendesak agar Kapolres bekerja profesional dan menjamin
rasa aman kepada masyarakat, mahasiswa, dan pelajar yang sedang menuntut
ilmu di Kota Palopo.
''Jika dalam tenggang waktu 101 hari tuntutan kami tidak diindahkan,
maka akan menyusul aksi akbar, dengan melibatkan seluruh pelajar se Kota
Palopo,'' ancam Kaharudin, diiyakan Anca, Fakultas Hukum, Sofyan dan
Rahman, keduanya Fakultas Ekonomi.
Tak lama orasi berjalan, mahasiswa kemudian diajak berdialog ke dalam
ruang Waka Polres Palopo, Kompol Abire. Pada dialog itu, suasana cukup
tenang yang melibatkan empat orang perwakilan mahasiswa.
Sebenarnya mahasiswa ingin bertemu langsung dengan Kapolres AKBP Fajarudin, tapi sedang ada tugas di Makassar.
Saat itu mahasiswa ditemui Waka Polres Palopo Kompol Abire. Mahasiswa
ngotot menanyakan sejauhmana penyelidikan kasus pembunuhan Dewi Yuliana
dan Arya. Keinginan pendemo terjawab setelah mendapat kejelasan dari
Waka Polres.
"Semua kasus pembunuhan yang belum terungkap maupun yang belum
tertangkap pelakunya masih menjadi prioritas Polres Palopo. Kasus
semacam itu tidak akan pernah dihentikan sebelum tuntas. Dan perlu
diingat bahwa bukan hanya kasus pembunuhan di Kota Palopo, tapi ada
banyak kasus yang sedang ditangani anggota," katanya.
Setelah menerima penjelasan, Wakapolres diminta memberikan penjelasan di
hadapan mahasiswa yang berada di depan kantor Polres Palopo.
Selanjutnya, para pendemo bergerak ke kantor Kejari Palopo. Selain
menuntut penuntasan pembunuhan, juga menuntut agar kejaksaan menuntaskan
kasus pendidikan gratis serta kasus-kasus dugaan korupsi lainnya yang
sedang ditangani Kejari Palopo.
Para mahasiswa diterima langsung Kajari Oktovianus SH MH didampingi para jaksa lainnya.
Oktovianus mengaku, pihak kejaksaan sampai saat ini belum bisa melakukan
hukum ke pengadilan, dikarenakan kepolisian sampai saat ini belum
menyerahkan SPDP ke kejaksaan. ''Jangankan kasus pembunuhan dari tahun
2005, kasus pembunuhan Wandi yang terjadi di Sempowae baru-baru ini saja
belum ada yang dilimpahkan,'' katanya dihadapan mahasiswa.
Mengenai kasus penggelapan uang yang dipertanyakan oleh mahasiswa,
Oktovianus berjanji akan mengeksekusi salah satunya dalam satu bulan
ini.
Demo yang tidak berlangsung lama ini, langsung bubar saat mahasiswa telah mendapat informasi dari Kajari.
Polisi Minta Bantuan Operator Seluler
Dalam menyelidiki kasus pembunuhan Dewi Yuliana, siswa SMA Negeri 4
Palopo, salah satu cara yang dilakukan Polisi yakni meminta bantuan
salah satu operator seluler, PT Telkomsel. Hal ini dikatakan Waka Polres
Palopo, Kompol Abire, usai menerima aspirasi perwakilan mahasiswa
Unanda, di ruang kerjanya, Selasa kemarin.
''Kita sudah gunakan berbagai cara, termasuk melakukan penyelidikan ke
Tenggara. Bahkan saat ini meminta bantuan Telkomsel," kata Abire.
Dengan bantuan pihak Telkomsel, lanjut Abire, diharapkan penyidik dapat
mengetahui nomor-nomor komunikasi pada ponsel korban yang tengah dibawa
kabur pelaku hingga saat ini.
''Awalnya kita sudah dapat gambaran posisi terakhir ponsel korban. Dan
kami berharap dengan bantuan Telkomsel penyidik akan diperoleh petunjuk
selanjutnya,'' jelasnya.
Soal mantan pacar korban di Malili, Kabupaten Luwu Timur, Polisi tetap
melakukan penyelidikan namun belum mendapat petunjuk ke arah mantan
pacarnya itu.
''Karena pacar korban banyak, sehingga polisi tidak fokus pada
seseorang, tapi sejumlah mantan pacar korban juga masih diselidiki,''
katanya.
Abire mengatakan, jika kasus pembunuhan Dewi tidak terungkap akan
menjadi beban moril pada Polres Palopo. Olehnya itu, Polisi juga mencari
tahu di Telkomsel bulan terakhir komunikasi korban.
''Kami sudah dapatnya nomor-nomor komunikasi di ponsel korban, tapi isi
pembicaraan belum diketahui. Dan masyarakat diminta bantuannya jika ada
hal-hal yang mencurigakan segera menghubungi Polres Palopo atau kantor
Polisi terdekar," tandasnya. (him/uce)
Enam Kasus Pembunuhan yang Harus Dituntaskan
* Erna Natalia (7) yang dibunuh di Rampoang, 5 Mei 2005
*Herlin (29) warga Jl Libukan IV No 2/3 BTN Nyiur Permai Palopo. Ia ditemukan tewas di rumahnya.
* Nurpati seorang ibu rumah tangga yang ditemukan tewas di rumah kebunnya dengan usus terburai keluar
* Tresia (43) yang dibunuh setelah dijambret
* Arya yang dibunuh pada 28 Juli 2012
* Dewi Yuliana, pelajar SMPN 4 Kota Palopo ditemukan tewas mengenaskan di rumah kostnya
sumber: palopo pos