Lesula atau Cercopithecus lomamiensis |
VIVAnews
-- Untuk kali pertama dalam 28 tahun, spesies monyet baru
teridentifikasi. Lokasinya di Afrika, tepatnya di Republik Demokratik
Kongo.
Monyet tersebut sudah dikenal oleh masyarakat lokal dan para pemburu dengan nama "lesula". Namun baru kini ia terkuak ke dunia. Tentu saja fakta ini mengejutkan, bagaimana bisa keberadaan lesula tersembunyi sekian lama di sebuah era di mana permukaan bumi telah difoto, dibuat versi dijital, dan dipetakan.
"Jujur, kami tak berharap menemukan spesies baru di sana," kata Dr John Hart dari Lukuru Foundation, yang memimpin proyek penelitian.
Hart menceritakan, proses ilmiah yang panjang dan pelik untuk menentukan spesies baru itu berawal dari sebuah keberuntungan, dikombinasikan dengan tim lapangan yang kuat, dan penampakan di sebuah desa kecil dekat hutan bernama Opala.
"Tim lapangan kami secara rutin berhenti di Opala, kawasan tempat tinggal terdekat dengan hutan di mana kami bekerja," kata dia.
Tim, dia menceritakan, secara tak sengaja melihat monyet tak biasa yang ditambatkan. Itu adalah binatang peliharaan milik Georgette, anak perempuan seorang kepala sekolah.
Bocah kecil itu mengadopsi monyet, yang induknya dibunuh para pemburu di hutan. Ayahnya menyebut, monyet itu adalah lesula. Tim lalu memotretnya dan mengirim gambarnya pada Hart.
"Aku langsung melihat ada sesuatu yang berbeda dan unik. Terlihat sepeti monyet yang berasal dari tempat nun jauh di Timur, namun memiliki warna dan rentang yang sungguh berbeda," kata dia.
Monyet dari timur bumi bunya wajah mirip burung hantu, demikian juga lesula, tapi morfologinya atau penampilan luarnya jauh beda.
Lesula punya mata lebar seperti manusia, wajah pink dan surai berwarna emas atau pirang. Hart memutuskan untuk menelitinya dengan melibatkan ahli genetika dan antropolog satwa. Dan, studi melelahkan itu makan waktu 3 tahun, termasuk menganalisa ekologi hutan dan perilaku monyet itu yang ternyata sangat pemalu.
Spesimen lesula yang dibunuh oleh pemburu dan sisa bangkai monyet yang dimangsa macan dikapalkan di pusat studi di AS.
Setelah mengidentifikasi monyet itu secara genetis, ilmuwan menggolongkannya ke dalam kelompok monyet "Dunia Lama" (Old World). Ia diberi nama Cercopithecus lomamiensis, mengambil nama Sungai Lomami, yang dekat dengan habitat aslinya.
Para peneliti memperkirakan monyet tersebut hidup dalam wilayah seluas 17.000 km persegi di Kongo Tengah, namun dikhawatirkan habitatnya makin menipis akibat tekanan manusia, terutama pemburu yang mengejarnya untuk dijual dalam bentuk daging.
Hart berharap, pengumuman spesies baru itu dilanjutkan dengan langkah penyelamatan hutan yang masih asli Afrika Tengah. Di bawah ancaman para penebang liar, pemburu, dan pemerintah nasional yang lemah. Salah satunya, dengan cara menetapkan Lomami sebagai taman nasional.
"Tantangannya sekarang adalah untuk membuat lesula, spesies ikonik itu, menjadi pembawa pesan untuk satwa liar yang terancam punah di Kongo."
Lalu, bagaimana dengan lesula pertama yang dijumpai para peneliti? Rupanya bocah Georgette telah melepasnya dari kerangkeng dan membiarkannya berkeliaran bebas. Hart meminta timnya melacak monyet itu. Belum ada kabar.
"Sepertinya seseorang menangkapnya," kata Hart. "Mungkin ia berakhir di panci masak." Semoga lesula dan satwa unik lainnya di Lomami tak bernasib sama.
Sumber: CNN, BBC
Monyet tersebut sudah dikenal oleh masyarakat lokal dan para pemburu dengan nama "lesula". Namun baru kini ia terkuak ke dunia. Tentu saja fakta ini mengejutkan, bagaimana bisa keberadaan lesula tersembunyi sekian lama di sebuah era di mana permukaan bumi telah difoto, dibuat versi dijital, dan dipetakan.
"Jujur, kami tak berharap menemukan spesies baru di sana," kata Dr John Hart dari Lukuru Foundation, yang memimpin proyek penelitian.
Hart menceritakan, proses ilmiah yang panjang dan pelik untuk menentukan spesies baru itu berawal dari sebuah keberuntungan, dikombinasikan dengan tim lapangan yang kuat, dan penampakan di sebuah desa kecil dekat hutan bernama Opala.
"Tim lapangan kami secara rutin berhenti di Opala, kawasan tempat tinggal terdekat dengan hutan di mana kami bekerja," kata dia.
Tim, dia menceritakan, secara tak sengaja melihat monyet tak biasa yang ditambatkan. Itu adalah binatang peliharaan milik Georgette, anak perempuan seorang kepala sekolah.
Bocah kecil itu mengadopsi monyet, yang induknya dibunuh para pemburu di hutan. Ayahnya menyebut, monyet itu adalah lesula. Tim lalu memotretnya dan mengirim gambarnya pada Hart.
"Aku langsung melihat ada sesuatu yang berbeda dan unik. Terlihat sepeti monyet yang berasal dari tempat nun jauh di Timur, namun memiliki warna dan rentang yang sungguh berbeda," kata dia.
Monyet dari timur bumi bunya wajah mirip burung hantu, demikian juga lesula, tapi morfologinya atau penampilan luarnya jauh beda.
Lesula punya mata lebar seperti manusia, wajah pink dan surai berwarna emas atau pirang. Hart memutuskan untuk menelitinya dengan melibatkan ahli genetika dan antropolog satwa. Dan, studi melelahkan itu makan waktu 3 tahun, termasuk menganalisa ekologi hutan dan perilaku monyet itu yang ternyata sangat pemalu.
Spesimen lesula yang dibunuh oleh pemburu dan sisa bangkai monyet yang dimangsa macan dikapalkan di pusat studi di AS.
Setelah mengidentifikasi monyet itu secara genetis, ilmuwan menggolongkannya ke dalam kelompok monyet "Dunia Lama" (Old World). Ia diberi nama Cercopithecus lomamiensis, mengambil nama Sungai Lomami, yang dekat dengan habitat aslinya.
Para peneliti memperkirakan monyet tersebut hidup dalam wilayah seluas 17.000 km persegi di Kongo Tengah, namun dikhawatirkan habitatnya makin menipis akibat tekanan manusia, terutama pemburu yang mengejarnya untuk dijual dalam bentuk daging.
Hart berharap, pengumuman spesies baru itu dilanjutkan dengan langkah penyelamatan hutan yang masih asli Afrika Tengah. Di bawah ancaman para penebang liar, pemburu, dan pemerintah nasional yang lemah. Salah satunya, dengan cara menetapkan Lomami sebagai taman nasional.
"Tantangannya sekarang adalah untuk membuat lesula, spesies ikonik itu, menjadi pembawa pesan untuk satwa liar yang terancam punah di Kongo."
Lalu, bagaimana dengan lesula pertama yang dijumpai para peneliti? Rupanya bocah Georgette telah melepasnya dari kerangkeng dan membiarkannya berkeliaran bebas. Hart meminta timnya melacak monyet itu. Belum ada kabar.
"Sepertinya seseorang menangkapnya," kata Hart. "Mungkin ia berakhir di panci masak." Semoga lesula dan satwa unik lainnya di Lomami tak bernasib sama.
Sumber: CNN, BBC