VIVAnews -
Seperti halnya Loch Ness, keberadaan mahluk mitos, Yeti belum memiliki
bukti sahih. Namun, manusia salju yang mengerikan itu terus dicari dan
diyakini keberadaannya.
Dalam beberapa minggu terakhir, tiga penampakan Yeti dilaporkan terjadi di Siberia. Semua berada di wilayah Kamero, yang diklaim menjadi habitat 30 monster tersebut.
Dalam salah satu penampakan bulan lalu, beberapa nelayan yang berlayar dalam perahu mereka di Desa Myski melihat beberapa sosok mahluk berbulu. Awalnya mereka menduga, itu adalah kerumunan beruang. Namun, gerak-gerik mereka tak seperti binatang, para nelayan pun berubah pikiran, mengiranya sebagai manusia. Demikian seperti dimuat Siberian Times.
"Kami berteriak ke mereka, apakah kalian membutuhkan bantuan?," kata salah satu nelayan, Vitaly Vershinin.
Namun, teriakan itu tak berbalas. "Mereka justru bergegas pergi, semuanya berbulu, berjalan dengan dua kaki, menerobos ke semak-semak, menuju bukit," tambah dia.
Vershinin menegaskan, mahluk itu tak mungkin beruang, sebab meski bisa berdiri dengan dua kaki, beruang biasanya berjalan dengan empat kaki. Sedangkan mahluk yang mereka lihat berlari dengan dua kaki.
Penampakan kedua terjadi di tepi sungai Mras-Su beberapa hari kemudian. Seorang nelayan mengaku melihat binatang tinggi berbulu yang mirip manusia.
Dalam beberapa minggu terakhir, tiga penampakan Yeti dilaporkan terjadi di Siberia. Semua berada di wilayah Kamero, yang diklaim menjadi habitat 30 monster tersebut.
Dalam salah satu penampakan bulan lalu, beberapa nelayan yang berlayar dalam perahu mereka di Desa Myski melihat beberapa sosok mahluk berbulu. Awalnya mereka menduga, itu adalah kerumunan beruang. Namun, gerak-gerik mereka tak seperti binatang, para nelayan pun berubah pikiran, mengiranya sebagai manusia. Demikian seperti dimuat Siberian Times.
"Kami berteriak ke mereka, apakah kalian membutuhkan bantuan?," kata salah satu nelayan, Vitaly Vershinin.
Namun, teriakan itu tak berbalas. "Mereka justru bergegas pergi, semuanya berbulu, berjalan dengan dua kaki, menerobos ke semak-semak, menuju bukit," tambah dia.
Vershinin menegaskan, mahluk itu tak mungkin beruang, sebab meski bisa berdiri dengan dua kaki, beruang biasanya berjalan dengan empat kaki. Sedangkan mahluk yang mereka lihat berlari dengan dua kaki.
Penampakan kedua terjadi di tepi sungai Mras-Su beberapa hari kemudian. Seorang nelayan mengaku melihat binatang tinggi berbulu yang mirip manusia.
"Teropong kami rusak
sehingga kami tak bisa melihatnya dengan jelas. Kami melambai ke
binatang itu namun tak ada respon, mereka langsung berlari ke arah
hutan, berjalan cepat dengan dua kaki."
Dalam kasus selanjutnya, menurut seorang pegawai pemerintah, Sergei Adlyakov, seorang inspektur kehutanan yang tidak disebutkan namanya mengaku bertemu yeti di Taman Nasional Shorsky. "Mahluk itu tidak mirip beruang dan cepat-cepat menghilang setelah mematahkan ranting semak," kata dia.
Kasus yang terakhir
terjadi di Distrik Tashtagolski, dekat perbatasan Khakassia. Namun, tak
ada gambar yang meyakinkan dari tiga penampakan tersebut, hanya sebatas
pengakuan.Dalam kasus selanjutnya, menurut seorang pegawai pemerintah, Sergei Adlyakov, seorang inspektur kehutanan yang tidak disebutkan namanya mengaku bertemu yeti di Taman Nasional Shorsky. "Mahluk itu tidak mirip beruang dan cepat-cepat menghilang setelah mematahkan ranting semak," kata dia.
Fakta atau mitos?
Ahli yeti terkemuka Rusia, Igor Burtsev, sekaligus kepala International Centre of Hominology, mengatakan, lokasi penampakan di Myski akan menjadi tuan rumah konferensi internasional dan ekspedisi pencarian yeti.
Ia mengatakan, penampakan yang terjadi di sana sangat signifikan. "Kami akan menjelajahi area baru, ke utara, di tempat biasanya yeti terlihat sebelumnya. Konferensi ini akan dimulai di Moskow dan kemudian kami akan melakukan perjalanan ke wilayah Kemerovo," kata dia.
Pada ekspedisi serupa tahun lalu, ia mengaku telah menemukan rambut yeti meskipun tidak ada temuan DNA yang telah dirilis.
Dia mengklaim, makhluk yang juga dikenal sebagai Bigfoot dan Sasquatch itu, adalah rantai yang hilang antara manusia Neanderthal dan manusia modern. Burtsev membantah tudingan bahwa 'penampakan' yeti adalah tipu muslihat untuk menarik wisatawan datang.
Sementara, November lalu, pemburu mengklaim mereka telah menemukan sarang mahluk legendaris Yeti di daerah yang sama di Siberia. Ditemukan juga pohon yang sengaja dipelintir melengkung.
Namun, ahli biologi, John Bindernagel mengatakan, pohon seperti itu belum tentu akibat ulah manusia atau mamalia lain. Pohon seperti itu jamak ditemukan di Amerika Utara.
Penampakan yeti juga dilaporkan di Prancis, Amerika Utara, dan Himalaya, namun Dr Bindernagel mengatakan, mayoritas dari laporan penampakan diabaikan para ilmuwan yang tak mau terjebak dalam "lelucon atau mitos".
Sejarah Yeti
Yeti kali pertama dilaporkan muncul sebelum abad ke-19 dari pemeluk Buddha yang percaya bahwa makhluk itu menghuni Himalaya.
Mereka menggambarkan binatang misterius itu mirip kera, membawa batu besar sebagai senjata, dan membuat suara mirip siulan.
Mahluk itu populer di awal abad ke-20, saat para wisatawan beramai-ramai ke Himalaya, mencoba bertemu bahkan menangkap Yeti. Ada banyak laporan tanda-tanda aneh di salju. Meski belum satupun mahluk didapat, bahkan fotonya sekalipun.