Sunday, September 16, 2012

Tulis Nama Anda di "Angkasa" dengan Bintang-bintang


Gunakan galaksi untuk menulis nama Anda
gunakan galaksi untuk menulis nama anda
VIVAnews - Tak banyak yang tahu, nama-nama orang Indonesia telah dijadikan sebagai nama benda langit. Ada kawah Planet Merkurius yang dinamai Raden Saleh, pelukis tenar era penjajahan. Juga sejumlah mantan Direktur Observatorium Bosscha, salah satunya Bambang Hidayat yang namanya diabadikan menjadi nama asteroid, 12176 Hidayat / 3468 T-3.

Tentu saja, bukan nama orang-orang sembarangan yang dipakai untuk menamai benda langit. Meski tak bisa menyamai mereka, saat ini siapapun bisa menuliskan nama dengan bintang-bintang. Bahkan galaksi.

Hal itu mungkin melalui program Galaxy Zoo sebuah proyek dari Oxford University. Proyek yang sudah disiapkan lima tahun ini merupakan upaya untuk membantu para astronom untuk menyaring data terkait alam semesta yang tak terhitung banyaknya.

Selama ini Oxford University telah mengunggah jutaan gambar galaksi yang ditangkap melalui teleskop, salah satunya Hubble. Universitas ternama itu meminta bantuan pengunjung situs untuk membantu mengklasifikasikan alam semesta sesuai dengan bentuknya.

Sejauh ini, sudah ada 250.000 orang yang ikut membantu proyek ini, mengubah data kasar menjadi unsur yang memperkaya ilmu pengetahuan. Para relawan tersebut juga membantu membuat aplikasi web cerdas yang memungkinkan anda membentuk kalimat dengan menggunakan galaksi yang bentuknya mirip huruf-huruf dalam alfabet.

Sebagai bonus tambahan, para pengguna dapat menuliskan nama mereka dengan menggunakan huruf galaksi tersebut. Galaxy Writer saat ini telah menjadi alat populer dan menyenangkan untuk pengamatan bintang, dan media promosi untuk memperkenalkan benda-benda langit.

Anggota tim Galaxy Zoo, Dr Steven Bamford dari University of Nottingham telah menciptakan sebuah situs web, www.mygalaxies.co.uk, dan setiap orang dapat menulis nama mereka di "angkasa".

Selain ejaan pada tingkat intergalaksi, relawan juga bisa membantu mengklasifikasikan galaksi spiral, galaksi elips, dan banyak lagi yang tidak teratur bentuknya, yang salah satunya terlihat seperti seekor penguin. Ke depan, tim juga ingin menambahkan lebih banyak galaksi dalam kelompok hewan.

Kini, situs Galaxy Zoo memuat lebih 250.000 gambar baru dari galaksi, yang sebagian besar belum pernah dilihat oleh manusia.

"Manusia lebih baik daripada komputer dalam, hal pengenalan pola seperti ini, dan kami tidak bisa mendapatkan pencapaian sejauh ini tanpa bantuan
semua orang," kata peneliti utama Galaxy Zoo, Dr Chris Lintott, dari Oxford.
University. "Kami ingin mendorong relawan lama dan baru untuk terlibat. Anda tidak perlu menjadi seorang ahli untuk memulainya." Informasi yang tidak biasa yang dapat juga memberitahu tentang apa yang terjadi ketika galaksi bertabrakan.

Gambar baru di situs Galaxy Zoo berasal dari Sloan Digital Sky Survey, sebuah teleskop berbasis darat di New Mexico, dan teleskop antariksa, Hubble milik NASA.
Tim ini berharap bahwa kerja keras relawan di situs baru akan memungkinkan perbandingan data dari dua teleskop. Ini akan memberi wawasan mengenai bagaimana galaksi muncul dari bagaimana alam semesta tampak di masa lalu.

"Dalam astronomi, kami cukup beruntung untuk bisa melihat alam semesta di masa lalu dan masa kini. Dengan membandingkan keduanya, kita dapat memahami kekuatan yang telah membentuknya, termasuk Galaksi Bima Sakti tempat kita hidup," kata Dr Karen Masters dari University of Portsmouth, anggota tim lainnya. (Daily Mail | umi)